Senin, 05 Desember 2011

novel belenggu

Novel berjudul “ Belenggu “ ini bercerita tentang kisah cinta pasangan suami istri yang diliputi berbagai permasalahan. Terutama hadirnya pihak ketiga. Pasangan suami istri tersebut adalah Sukartono dan Tini. Sukartono berprofesi sebagai dokter, sedangkan istrinya seorang pekerja kantoran. Kehidupan rumah tangga mereka kurang harmonis karena keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Suatu hari ketika pulang dari rumah pasien, dokter Kartono menuju meja kerjanya di ruang tengah di rumahnya. Ia mencari block note yang berisi daftar nama-nama pasiennya. Ia sudah sekian lama mencari namun tak juga ditemukannya, hingga ia kesal. Sesaat kemudian ia mencari istrinya, Tini. Dan ternyata ia sudah pergi satu jam sebelumnya. Ketika istrinya pulang kerumah. Tono heran melihat tingkah istrinya yang mengacuhkannya. Ia justru ditinggalkannya ke kamar. Tono hampir marah. Namun, ia mencoba menahan emosinya. Beberapa jam kemudian Tono pergi hendak memeriksa pasiennya yang bernama Nyonya Eni. Ia tinggal di sebuah hotel. Sebenarnya Eni tidaklah sakit. Ia memanggil Tono karena hendak berlama-lama dengan Tono. Tono pun tak mengetahui akan hal itu. Dihari berikutnya Tono kembali mengunjungi Eni. Niatnya adalah hendak memeriksa kesehatannya. Namun ternyata Eni baik-baik saja. Semakin lama semakin sering pula Tono mengunjungi Eni. Mereka pun semakin akrab dan sebenarnya Eni meminta Tono untuk sering-sering mengunjunginya karena ia menyukai Tono. Sejak lama Eni berkeinginan untuk memiliki suami seorang dokter. Setelah Tono mengetahui perasaan Eni, ia pun sadar bahwa ia sudah beristri. Dan kemudian semakin lama Tono pun mempunyai perasaan juga kepada Eni. Ketika pulang dari rumah Eni. Tono menemui istrinya sedang duduk menunggunya. Tini marah karena Tono lebih mementingkan pasien-pasiennya dibandingkan dirinya. Keesokan harinya Tono kembali mengunjungi Eni. Di tempat Eni mereka semakin akrab dan Tono merasa bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya. Akan tetapi ia lupa. Eni pun mengelak bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya. Sebab ia tak ingin mengenang masa-masa yang telah berlalu. Akan tetapi Tono mengingat apakah Eni adalah Rohayah, temannya di masa lalu. Sebab wajahnya amat mirip dan ia pun merasa tidak asing dengan Eni. Sesaat kemudian Eni mengatakan yang sebenarnya kepada Tono bahwa dirinya sebenarnya tidak sakit. Sementara itu di rumahnya, Tini sedang mengadakan pertemuan komite yang dihadiri oleh Nyonya Rusdio dan Aminah. Setelah pertemuan komite tersebut selesai, Nyonya Rusdio dan Tini berbincang tentang Tono. Di situ Tini mengutarakan semua perasaannya tentang suaminya, yang dalam waktu dekat itu berubah sifat terhadapnya. Mereka tidak seharmonis ketika baru menikah. Lalu setelah Nyonya Rusdio pulang, Tini bersantai dan ia merenungi masa-masa ketika ia belum menikah dengan Tono. Sambil menunggu Tono pulang, ia merasa akhir-akhir itu Tono selalu lama pergi, tak seperti sebelumnya. Ketika Tono pulang, ia melihat Tini sudah tidur. Lalu Tinipun terbangun dan ia mengatakan kepada Tono bahwa Tono telah berubah. Tono lebih mementingkan pasiennya daripada istrinya. Sebenarnya Tini merasa cemburu sebab ia kerap mengunjungi pasien-pasiennya yang perempuan. Akhirnya mereka bertengkar, dan Tono teringat dengan Eni. Sebab ia merasa tenang dan senang jika sedang bersama Eni. Tak seperti istrinya yang kerap mengajak ribut dengannya sejak kehadiran Eni. Setelah sekian lama akhirnya Tini mengetahui kalau ternyata suaminya kerap berkunjung ke rumah Eni. Ia menduga bahwa suaminya telah selingkuh dengan Eni. Pada suatu hari, Tini mendatangi Eni di rumahnya. Setelah melihat Eni, ia tak heran jika suaminya suka dengan Eni sebab menurutnya Eni memanglah cantik. Di rumah Eni, Tini melihat banyak buku-buku milik tono ada di atas meja tulis yang ada di dalam rumah Eni. Saat itu pun Tini menyangka bahwa selama itu Tono kerap tinggal di rumah Eni. Tadinya dalam angan-angan Tini dia akan berjumpa dengan wanita biasa, yang dapat dikalahkannya dengan semangatnya, sebagai perempuan terpelajar. Namun, ia tak menyangka bahwa wanita yang dihadapinya adalah Eni yang tampak seperti wanita nakal. Eni pun menjelaskan kepada Tini kalau Tono adalah tetangganya di Bandung dan ia juga sempat satu sekolah dengan Tono. Di rumah Eni, Tini memaki-maki Eni. Namun, kemudian dia sadar kalau suaminya memang sudah berkurang rasa cinta terhadapnya. Kedatangan Tini ke rumah Eni tidak diketahui oleh Tono. Lalu Tini pulang dan sesampainya di rumah Tini bertanya kepada Tono apakah hubungan mereka harus seterusnya seperti itu, tanpa keharmonisan. Dan Tini juga bertanya kepada Tono apakah ia benar-banar mencintai Eni. Tono pun bingung, ternyata Tini sudah mengetahui tentang hubungannya dengan Eni. Akhirnya Tini memutuskan untuk berpisah dengan Tono. Tono mencoba membujuknya. Namun, Tini tetap pada pendiriannya untuk tetap pergi ke daerah asalnya, Surabaya. Setelah Tini meninggalkannya, Tono masih saja teringat akan Eni. Namun, ketika suatu hari ia berkunjung ke rumah Eni ternyata wanita tersebut juga sudah pergi meninggalkannya.




KOMENTAR

Bahasa yang digunakan oleh penulis dalam novel ini menggunakan bahasa melayu sehingga sulit dipahami. Dalam novel ini juga tak tampak siapa tokoh utamanya sebenarnya apakah Tini, Eni ataukah Tono. Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah bahwa kita harus setia kepada pasangan hidup kita jika kita tak ingin menyakitinya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar