DRAMA.4
Judul : Perguruan
Karya : Wisran Hadi
Jumlah Halaman : 68
Penerbit : Balai Pustaka
Drama ini menceritakan tentang sebuah pertentangan yang terjadi di dalam sebuah perguruan. Pada suatu hari para penghuni perguruan dikejutkan dengan adanya kebakaran Balai Adat. Balai Adat adalah sebuah bangunan megah yang biasa digunakan untuk pertemuan. Balai Adat dibangun oleh ayah dari istri guru di kerajaan itu. Ketika mendengar berita kebakaran itu, istri guru jatuh pingsan karena sangat terkajut. Lalu para pengikut perguruan itu berniat untuk mencari pelaku pembakaran itu. Dan ternyata pelakunya adalah salah satu pengikut dari perguruan itu, ia membakar tempat itu karena menurutnya tempat tersebut kerap digunakan sebagai arena perjudian. Namun niatnya untuk memberantas perjudian itu justru mengakibatkan pertumpahan darah puhak yang tak bersalah. Para dubalang mencari pengikut tersebut ke dalam perguruan dan mereka menemukannya. Mereka berniat menghukumnya. Akan tetapi guru melarang mereka sebab hukuman mereka tak dapat mengubah tekadnya. Akhirnya mereka menganggap bahwa guru membela pelaku kebakaran tersebut. Pada suatu ketika, istri guru telah meninggal dunia. Dan suatu ketika datanglah Nan Renceh. Ia adalah leleaki yang telah membunuh ibunya sendiri. Nan renceh datang menemui gurunya adalah untuk meminta pembelaan dalam menegakkan kebenaran. Namun ia tak mendapatkan pembelaan dari gurunya. Sebab caranya dalam menegakkan kebenaran tidak disetujui oleh guru itu. Kemudian setelah Nan Renceh pergi datanglah seorang tamu ke perguruan itu. Maksud kedatangannya adalah untuk memberitahukan bahwa para pengikut perguruan Batu Tebal mulai melakukan tindakan dalam menyebarkan kebenaran. Dan telah terjadi bentrokan antara mereka dengan para dubalang dan penduduk Batu Tebal dirundung rasa takut. Tamu itu meminta kepada guru untuk membantunya dalam membalas perbuatan para dubalang itu. Namun guru juga tak memberikan kesediaannya untuk membantunya. Pada suatu ketika para wanita tengah berdiri termangu merenungi kasedihan guru yang telah ditinggalkan oleh istri dan kedua anaknya. Mereka membicarakan siapa yang akan menjadi pengganti istri guru. Lalu beberapa saat kemudian guru datang ketempat mereka. Dan mereka disindir secara halus oleh guru tersebut karena mereka ketahuan sedang membicarakan tentangnya. Lalu para wanita itu melihat keributan diluar. Rupanya salah seorang pengikut menyeret seseorang yang dikiranya sebagai pembunuh istri guru. Pengikut itu menuduh orang tersebut tanpa adanya bukti. Sehingga para wanita justru menyalahkan pengikut itu dan memaksanya agar melepaskan orang yang telah diseretnya itu. Sesaat kemudian datanglah pengikut lain dan ia mengatakan bahwa ia telah menemukan pembunuh istri guru dan ia juga telah membunuhnya. Kemudian muncul kebingungan diantara mereka sebenarnya siapa pelaku pembunuhan itu. Lalu datanglah seorang wanita yang menangis karena suaminya telah dibunuh oleh salah satu pengikut itu. Wanita tersebut mencoba menikam salah satu dari pengikut itu dengan pisau. Dan pada saat sang pemilik pisau mencoba mengambil kembali pisau itu, pisau itu justru mengenai perutnya dan iapun rebah ke lantai sambil memegangi perutnya. Wanita itupun tak sadarkan diri karena ketidaksengajaannya. Lalu gurupun datang dan ia mengatakan kepada para pengikutnya bahwa perkara pembunuhan istri dan kedua anaknya adalah persoalannya sendiri. Para pengikut tak berhak melakukan tindakan apapun tanpa seizinnya.
KOMENTAR
Isi dari naskah drama ini singkat, jelas dan mudah dimengerti. Tak banyak tokoh yang dilibatkan dalam naskah drama ini. Amanat yang terkandung dalam naskah drama ini adalah bahwa kekerasan tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menegakkan sebuah kebenaran. Dan kekerasan justru akan memperpanjang sebuah persoalan.
DRAMA.5
Judul : Lakon Setan Bla Bla Bla
Karya : Arthur S. Nalan
Jumlah Halaman : 10
Drama ini bercerita tentang seorang ulama yang digoyahkan keimanannya oleh setan hitam dan setan putih. Setan putih mendapat tugas dari iblis sang raja setan untuk menggoda seorang ulama yang bernama Soleh bin Soleh. Ia adalah seorang manusia yang memiliki keimanan yang terpuji dan tak tergoyahkan akan godaan setan-setan dan iblis. Setan putih diperintah oleh iblis itu untuk menggoyahkan ulama itu dan membuatnya bertekuk lutuk kepadanya serta menjadi pengikutnya.
Suatu hari, setan putih menyamar menjadi seorang ulama dan ia meminta Soleh bin Soleh untuk bersedia menerima dirinya menjadi murid. Lalu selama sepuluh hari sepuluh malam setan itu berzikir untuk menemui ulama itu. Setelah bertemu, setan itu kembali berzikir selama sepuluh hari sepuluh malam. Dan akhirnya ulama itu bersedia menerima setan itu menjadi muridnya. Ia tak mengetahui bahwa sebenarnya murid barunya adalah sesosok setan yang menayar.
Setelah sekian lama, setan putih itu pergi untuk sesaat. Kemudian ia memberi ulama itu sebuah do’a untuk mengobati orang sakit. Ketika di tengah perjalanan, setan itu bertemu dengan seseorang yang sedang menggotong orang yang sakit di atas sebuah tandu. Lalu setan putih menyuruh orang tersebut untuk menemui ulama Soleh bin Soleh. Dan setan itu menemani orang tersebut untuk berbicara dengan ulama itu. Ketika berada di depan Soleh bin Soleh, setan itu menceritakan tentang penyakit yang di derita oleh orang yang dibawanya tersebut. Ia bercerita tentang penyakit yang tak masuk akal agar ulama itu mempercayainya. Ulama itu sebenarnya tak dapat menyembuhkan penyakit. Namun, setan itu mendesaknya dengan do;a yang ia berikan kepada ulama itu. Lalu ulamapun mencoba memyembuhkan penyakit dengan membaca do’a yang direikan oleh setan putih itu. Do’a itu manjur, padahal penyakit yang diderita oleh orang yang dibawanya adalah karena perbuatan setan lai yang membantu setan putih. Kemudian suatu ketika setan putih bertemu seorang gadis tampak tercekik. Iapun membawanya kepada ulama itu. Awalnya ulama menolak untuk mengobati gadis itu. Tetapi setan putih itu kembali mendesaknya. Ia meminta agar ulama bersedia menyembuhkan gadis itu. Padahal sebenarnya penyakit gadis itu juga dibuat oleh setan merah yang juga kawan dari setan putih. Setelah itu, setan muncul kembali menggoda ulama itu kenapa ia menyia-nyiakan kesempatan bersama-sama dengan gadis itu. Akhirnya ulama menjadi lupa diri dan suatu ketika gadis itupun hamil. Ulama itu menjadi bingung karena ia tak tau lagi apa yang harus diperbuatnya. Lalu setan itu menyuruh ulama untuk membunuh gadis itu. Akibatnya ulama tersebut menjadi kufur. Ia melaksanakan segala perintah setan. Setanpun tertawa terbahak-bahak karena telah berhasil menggoyahkan keimanan ulama itu. Ulama sangat terkejut, ia tak menyangka kalau dirinya telah terjerumus dalam bisikan setan. Dan kini ia telah menjadi budak setan.
KOMENTAR
Drama ini memiliki nilai moral yang bermanfaat bagi para pembacanya. Amanat yang terkandung adalah bahwa kita sebagai orang beriman harus selalu berhati-hati dalam bertindak sebab bisikan setan dapat menggoda kita sewaktu-waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar